Senin, 17 Oktober 2011

JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA


JENIS TANAH DI INDONESIA
1.      Tanah Gambut (Organosol)
Tanah Gambut adalah tanah yang terbentuk akibat pembusukan tanaman di daerah rawa. Tanah ini termasuk jenis tanah yang tidak subur. Tanah jenis ini banyak terdapat di pantai Timur Sumatera, pantai barat dan selatan Kalimantan, dan pantai Selatan Irian Jaya. Proses pembusukan yang belum tuntas tersebut disebabkan kondisi tanah yang langka oksigen. Akibatnya, proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikro organism aerob menjadi terhambat.
a.      Ciri Tanah Gambut
Lahan yang biasa terdapat tanah gambut ialah daerah berawa dengan memiliki ciri berikut :
1.      Selalu digenangi air
2.      Memiliki beragam jenis pohon yang belum selesai melakukan proses dekomposisi.
3.      Perakarannya khas.
4.      Dapat tumbuh pada tanah yang asam.
b.      Jenis Gambut
1.      Berdasarkan Kandungan Organiknya
Tanah sangat kaya dengan unsur organik. Berdasarkan kandungan organiknya ada dua jenis gambut, yaitu :
Ø  Tanah mineral : mengandung bahan organik antara 15-20 %
Ø  Tanah organik :  mengandung bahan organik antara 20-25 %
2.      Berdasarkan Faktor Pembentuknya
Tanah gambut terbentuk dengan cara yang berbeda-beda. Berdasarkan faktor pembentuknya, ada tiga jenis tanah gambut.
1.      Gambut Topogen
Tanah gambut yang terbentuk karena topografi di daerah tersebut. Biasanya, di daerah tepi pantai yang cekung sehingga hampir selalu digenangi air. Tanah gambut ini masih banyak mengandung mineral yang diperoleh dari lapisan dasar cekungan, air hujan maupun sisa-sisa tumbuhan mati yang berasal dari tanaman paku-pakuan dan semak belukar. Karena tidak terlalu asam dan mengandung unsure hara yang banyak, gambut ini masih bias dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.
2.      Gambut Ombrogen
Tanah gambut ini sebenarnya berasal dari gambut topogen, seperti tanah mangrove yang mongering. Namun, mendapat hujan asam terus-menerus sehingga keasamannya menjadi lebih tinggi dari gambut topogen dengan PH sekitar  3,0-4,4. Gambut jenis ini agak sukar dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan karena kurang subur.
3.      Gambut Pegunungan
Sesuai namanya, tanah gambut ini terletak di daerah pegunungan.  Terbentuk dari sisa –sisa tumbuhan di daerah beriklim sedang, seperti sphagnum. Contohnya, gambut di dataran tinggi Dieng.
2.      Tanah Kapur (Renzina)
Tanah ini terjadi dari bahan induk kapur (batu endapan kapur) dan telah mengalami laterisasi lemah. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara dan Maluku.
3.      Tanah Mergel
Tanah Mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran pelapukan batuan kapur, pasir, dan tanah liat. Tanah ini terdapat di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.
4.      Tanah Terrarosa
Tanah terrarosa adalah tanah kapur yang terbentuk akibat pelapukan batuan kapur di sekitar daerah karst. Tanah Terrarossa banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Maluku.
5.      Tanah Pasir (Litosol)
Tanah ini terjadi dari batuan beku dan batuan sedimen yang mengalami pelapukan. Tanah ini berbutir kasar, bahkan berupa kerikil. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera dan Sulawesi.
6.      Tanah Podzolit
Tanah ini termasuk jenis tanah subur. Sifat dari tanah ini mudah basah karena air, berwarna kuning sampai kelabu, dan biasa terdapat di daerah pegunungan tinggi.
7.      Tanah Aluvial
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis yang terletak paling atas dari permukaan bumi. Tanah tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses yang cukup panjang. Dari proses pembentukan tersebut terciptalah berbagai jenis tanah.
Tanah alluvial adalah jenis tanah muda yang dalam proses pembentukannya masih terlihat campuran antara bahan organik dan bahan mineralnya. Dari berbagai macam jenis tanah yang ada, tanah yang paling mudah terbentuk adalah tanah alluvial. Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah. Sifat tanahnya cenderung subur karena masih terdapat banyak kandungan mineralnya yang merupakan unsure hara dan bisa dijadikan lahan pertanian. Ini adalah jenis tanah muda yang belum mengalami perkembangan dengan keadaan tanah yang selalu basah dan PH yang berubah-ubah. Tanah alluvial tersebar di dataran alluvial pantai, alluvial sungai, dan daerah cekungan. Tanaman yang cocok tumbuh di tanah alluvial contohnya adalah bawang merah.


8.      Tanah Laterit
Tanah laterit terjadi karena kandungan humus tanah (lapisan kaya mineral tanah ) telah mengalami pencucian oleh air sebagai akibat adanya erosi (pencucian tanah). Tanah jenis ini banyak terdapat di Banten, Pacitan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi  Tengah.
9.      Tanah Humus
Tanah ini terjadi akibat pembusukan sisa-sisa tumbuhan atau tanaman. Sifat tanah ini sangat subur karena banyak mengandung unsur –unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, dan Irian Jaya.
10.  Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis dibentuk dengan tambahan abu vulkanik dari gunung berapi yang meletus. Abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahan mineral. Lapisan tanah yang dilapisi abu tersebut kemudian menjadi sangat kaya mineral dan bisa menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk. Namun, jika tanah vulkanis diberi tambahan pupuk organik  atau kotoran hewan, kondisinya akan semakin prima. Tidak mengherankan jika banyak orang yang tetap memilih  untuk tinggal di sekitar gunung berapi. Meskipun letusan gunung berapi sangat menakutkan dan membahyakan, manfaatnya sangat banyak, salah satunya menyuburkan tanah sehingga penduduk bisa menjadikan lahan-lahan di lerengnya sebagai lokasi pertanian yang menjanjikan.
Daerah-daerah pertanian yang diusahakan di wilayah bertanah vulkanis banyak terdapat di Indonesia, yang memang memiliki banyak gunung berapi aktif, di antaranya di bagian utara Pulau Jawa, sumatera, Bali,Lombok, Halmahera, Sulawesi, dan lain-lain. Pulau Jawa dan Sumatera yang memiliki lebih banyak gunung berapi dari daerah lain otomatis memiliki lahan-lahan vulkanis yang paling luas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar